Perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran membawa banyak kemajuan, mulai dari diagnosa yang lebih cepat, perawatan yang lebih presisi, hingga inovasi terapi modern. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan etika yang kompleks. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berperan penting dalam menjaga standar etika dan profesionalisme dokter, sehingga pemanfaatan teknologi medis tetap sejalan dengan prinsip moral dan kepentingan pasien.
1. Teknologi Kedokteran dan Tantangan Etika
Teknologi kedokteran seperti rekam medis elektronik, telemedicine, AI dalam diagnosa, dan robotik dalam operasi, menghadirkan dilema etika baru. Dokter harus memastikan:
-
Kerahasiaan data pasien tetap terlindungi.
-
Informed consent diberikan dengan jelas sebelum penggunaan teknologi baru.
-
Keadilan akses terhadap teknologi kesehatan, agar tidak terjadi ketimpangan layanan.
IDI berperan dalam menyusun panduan bagi dokter agar penggunaan teknologi tetap etis dan tidak merugikan pasien.
2. Pengawasan Etika melalui Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)
IDI melalui MKEK memastikan setiap pelanggaran etika ditangani secara profesional. Dengan adanya teknologi baru, MKEK juga memberikan pedoman dan evaluasi kasus terkait penggunaan inovasi medis, termasuk masalah privasi, konflik kepentingan, dan tanggung jawab profesional. Hal ini menjaga kepercayaan masyarakat terhadap dokter dan institusi kesehatan.
3. Pendidikan Etika dan Kompetensi Digital
IDI aktif menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan yang mencakup etika profesi dan kompetensi digital. Dokter dilatih untuk memahami risiko teknologi, memanfaatkan alat medis modern secara aman, dan menjaga integritas dalam setiap interaksi digital dengan pasien. Pendidikan ini membantu dokter menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab moral mereka.
4. Advokasi dan Kebijakan Kesehatan
IDI juga bekerja sama dengan pemerintah untuk menyusun regulasi terkait penggunaan teknologi medis. Kolaborasi ini memastikan standar etika diterapkan dalam kebijakan nasional, termasuk dalam telemedicine, rekam medis digital, dan penelitian berbasis teknologi. Dokter mendapatkan pedoman yang jelas untuk menjalankan praktik profesional dengan aman dan etis.
5. Tantangan Sosial dan Budaya
Selain aspek teknis, IDI juga menghadapi tantangan sosial dan budaya. Tidak semua masyarakat siap menerima teknologi medis baru, sehingga dokter harus mengedukasi pasien, menghormati preferensi budaya, dan menjembatani kesenjangan digital dalam pelayanan kesehatan. Pendekatan ini memastikan inovasi medis dapat diterima secara luas tanpa melanggar prinsip etika.
